Assalamualaikum Wr,Wb
Terima kasih atas kunjunggannya di blog saya. Langsung saja kita menuju pembahasan hipertensi.
The Joint
National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High
Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International
Society of Hipertention membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah
seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90
mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.
Pada
anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95
persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur
sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah.
Insiden
hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh
perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan
hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan
insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Tambayong, 2000)
Penyebab Hipertensi secara Epidemiologi
Hipertensi
adalah masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat
memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal jantung congestive, gagal
ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut “silent killer” karena
sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun menimbulkan stroke yang fatal
atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapat diobati, pencegahan dan
penatalaksanaan dapat menurunkan kejadian hipertensi dan penyakit yang
menyertainya.
Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%)
penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari,
satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai
31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita
hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal,
dan kebutaan.2 Pada orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20
mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
Berdasarkan
American Heart Association (AHA, 2001), terjadi peningkatan rata-rata kematian
akibat hipertensi sebesar 21% dari tahun 1989 sampai tahun 1999. Secara
keseluruhan kematian akibat hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.1 Data
Riskesdas menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah
stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab
kematian pada semua umur di Indonesia.2
Hipertensi
perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tidak ada gejala atau tanda
khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu, banyak orang
merasa sehat dan energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat
belum terdiagnosis.
Tekanan darah adalah kekuatan yang
ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, sehingga darah terus
mengalir dalam pembuluh darah. Kekuatan itu mendorong dinding pembuluh arteri
atau nadi. Tekanan darah diperlukan agar darah tetap mengalir dan mampu melawan
gravitasi serta hambatan dalam dinding arteri. Tanpa adanya kekuatan secara
terus – menerus dalam sistem peredaran, darah segar tidak dapat terbawa ke otak
dan jaringan seluruh tubuh.3
Tekanan darah yang paling rendah
terjadi saat tubuh dalam keadaan istirahat atau tidur dan akan naik sewaktu
latihan atau berolahraga. Hal ini disebabkan dalam latihan atau olahraga
diperlukan aliran darah dan oksigen yang lebih banyak untuk otot – otot.3 Jika
terdapat hambatan misalnya karena penyempitan pembuluh arteri, tekanan darah
akan meningkat dan tetap pada tingkat yang tinggi,3,4 semakin besar hambatan
tekanan darah akan semakin tinggi.4
Gejala Klinis
Peninggian tekanan darah
kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial dan
tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul dapat
berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru
timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal,
mata, otak dan jantung.9,17
Perjalanan penyakit hipertensi
sangat berlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama
bertahun – tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai
terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya hanya
bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing.18 Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah
marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang.9
Apabila hipertensi tidak diketahui dan dirawat dapat mengakibatkan kematian
karena payah jantung, infark miokardium, stroke atau gagal ginjal. Namun
deteksi dini dan parawatan hipertensi dapat menurunkan jumlah morbiditas dan
mortalitas.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala berikut:
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak nafas
- gelisah
- pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Pengobatan Hipertensi
1.Diuretic{Tablet
Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)} Merupakan golongan obat
hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena
potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi
potasium harus dilakukan
2.
Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}.Merupakan obat yang
dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui prose memperlambat kerja
jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah
3.
Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme
(ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah
tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga
memperlebar pembuluh darah.
Pencegahan
1.Pencegahan Primer :
- Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
- Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan. Berdasarkan penelitian oleh Clinical and Public Health Advisory from the National High Blood Pressure Education Program Amerika Serikat bahwa penurunan berat badan sebesar 4,4 kg dapat menurunkan tekanan darah sampai dengan 7.0 mmHg dan aerobik selama 30 menit setiap hari bisa menurunkan tekanan darah sampai 4.05 mmHg.
- Kurangi konsumsi alkohol.
- Konsumsi Minyak ikan. Telah diketahui bahwa peningkatan konsumsi minyak ikan yang banyak mengandung Asam Lemak (omega-3) dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan terutama bagi mereka yang menderita diabetes.
- Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah,tapi kalsium juga dapat membantu.
Pencegahan
Skunder
a. Pola makanam yang sehat
b. Mengurangi garam dan natrium di diet anda
c. Fisik Aktif
d. Mengurangi Akohol Intake
e. BerhentiMerokok
Pencegahan Tersier
a. Pengontrolan darah secara rutin
Sekian penjelasan saya, semoga bermanfaat
Wassalamualaikum Wr,Wb
0 komentar:
Posting Komentar