Social Icons

Pages

Minggu, 20 Januari 2013

BPS YANG BERMUTU



A.      CARA UNTUK MENCAPAI BPS YANG BERMUTU
Bidan adalah seseorang wanita yang telah menyelesaikan program pendidikan bidannya yang diakui oleh negara serta memperolih kualifikasi dan diberi lisensi untuk menjalankan praktek kebidanan dinegeri itu. Bidan harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita pada masa hamil, persalinan, pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggungjawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.
Seorang bidan yang mendirikan atau membuka praktek mandiri harus mempunyai banyak pengalaman dan professional, Seorang dikatakan professional dalam bahasa keseharian adalah seorang pekerja yang trampil atau cakap dalam kerjanya biarpun ketrampilan tersebut produk dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan. Hal ini sangat berpengaruh dengan mutu yang dimiliki oleh BPM tersebut. Apabila seorang bidan telah profesional maka setiap yang dilakukan , baik sikap , maupun cara melayani pasien akan bersifat profesional pula

PROGRAM MENJAGA MUTU
Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan (Maltos & Keller, 1989).
BENTUK PROGRAM MENJAGA MUTU (QUALITY ASSURANCE)
1. Program Menjaga Mutu prospektif
Program menjaga mutu prospektif/prospective quality assurance adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan dilaksanakan, perhatian utama pada standar masukan dan lingkungan.
·         Standarisasi: menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu, ditetapkan standarisasi pelayanan kesehatan /keperawatan
·         Perijinan/licensure: standarisasi diikuti dengan perijinan
·         Sertifikasi
·          Tindak lanjut perijinan akan diberikan setifikat/pengakuan kepada institusi
·          Akreditasi: bentuk lain dari sertifikasi, nilainya lebih tinggi. Ditinjau secara berkala
2.    Program Menjaga Mutu Konkuren
  Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu konkuren adalah yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses, yakni memantau dan menilai tindakan medis, keperawatan dan non medis yang dilakukan.
   Program menjaga mutu konkuren adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan bersamaan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan pada unsure proses, yakni menilai tindakan medis dan nonmedis yang dilakukan. Apabila kedua tindakan tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan kurang bermutu.Program menjaga mutu konkuren dinilai paling baik, namun paling sulit dilaksanakan. Penyebab utamanya adalah karena adanya factor tentang rasa serta ‘bias’ pada waktu pengamatan. Seseorang akan cenderung lebih berhati-hati, apabila mengetahui sedang diamati. Kecuali apabila pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan oleh satu tim (team work), atau apabila telah terbentuk kelompok kesejawatan .
Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada penampilan (performance) dari pelayanan kesehatan yang dikenal dengan Keluaran (output) yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya terhadap pasien, dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun sebaliknya. Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat dipengaruhi oleh proses (process), masukan (input) dan lingkungan (environment). Maka jelaslah bahwa baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan ketiga unsur harus diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar dan atau kebutuhan.
3.      Program Menjaga Mutu Retrospektif
Program menjaga mutu retrospektif adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan setelah pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan pada unsur keluaran, yakni menilai pemanpilan peleyanan kesehatan. Jika penampilan tersebut berada dibawah standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehtan yang diselenggarakan kurang bermutu.
Karena program menjaga mutu retrospektif dilaksanakan setelah diselenggarakannya pelayanan kesehatan, secara informal, dalam arti melangsungkan tanya jawab setelah usainya setiap pelayanan kesehatan, atau secara formal, dalam arti melakukan suatu survei yang dirancang khusus. Survei dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei kepuasan pasienmaka objek program menjaga mutu umumnya bersifat tidak langsung. Dapat berupa hasil dari pelayanan kesehatan, atau pandangan pemakai jasa pelayanan kesehatan.

Bidan juga dapat berusaha dengan cara:
1.      Menjadi bidan yang profesional 
2.      Memperkuat organisasi profesi.
Mengupayakan agar organisasi profesi bidan / Ikatan Bidan   (IBI) dapat terus melaksanakan kegiatan organisasi sesuai dengan :
·         Pedoman Organisasi.
·         Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
·         Standar Profesi ( Standar Organisasi, Standar pendidikan berkelanjutan, Standar kompetensi, Standar pelayanan, Kode etik dan Etika kebidanan ).
3.      Meningkatkan kualitas pendidikan bidan.
Melalui berbagai jalur pendidikan, baik secara formal maupun non formal.
Secara formal, rencana pendidikan bidan Harni Kusno dlm  makalah Profesionalme Bidan menyongsong Era Global, sebagai berikut :
·         Pendidikan saat ini ( D III Kebidanan, D IV Bidan Pendidik ).
·         Rencana pendidikan bidan kedepan ( S1 Kebidanan, S2 Kebidanan dan S3 Kebidanan ).
Secara non formal, dapat dengan cara :
·         Pelatihan- pelatihan untuk mencapai kompetensi bidan ( LSS, APN, APK, dll ).
·         Seminar – seminar, lokakarya dll.
4.       Meningkatkan kualitas pelayanan bidan.
Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan termasuk adanya bidan praktek mandiri/ bidan praktek swasta ( BPS ). Peningkatan kualitas pelayanan bidan adalah dengan cara :
·         Fokus pelayanan kepada ibu/ perempuan dan bayi baru lahir.
·         Upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan melalui pelatihan klinik dan non klinik, serta penerapan model sebagai contoh : Bidan Delima, Bidan Keluarga, Sistem Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik/ SPMKK.
·         Kebijakan dalam pelayanan kebidanan antara lain : Kep.Menkes no. 900 tahun 2002 tentang Kewenangan Bidan, Kep.Menkes no 369/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan, Jabatan Fungsional Bidan, Tunjangan Jabatan Fungsional Bidan.
5.      Peningkatan Kualitas Personal Bidan.
Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah dimulai sejak  dalam proses pendidikan  bidan, setiap calon bidan sudah diwajibkan untuk mengenal, mengetahui, memahami tentang peran, fungsi dan tugas bidan. Setiap bidan harus dapat mencapai kompetensi profesional, kompetensi personal dan universal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
·         Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan / iptek, merasa bahwa proses belajar tidak pernah selesai, belajar sepanjang hayat/ life long learning dalam dunia yang serba berubah dengan cepat.
·          Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri. Bidan kreatif yang bertanggungjawab dan mandiri akan memiliki harga diri dan kepercayaan diri sehingga memumgkinkan untuk berprakarsa dan bersaing secara sehat.
·         Beretika dan solidaristik.

TAHAPAN – TAHAPAN DALAM PDCA
1.      Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakaisebagai pedoman dalam melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan. Rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur rencana yaitu:
a. Judul rencana kerja (topic),
b. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem statement),
c. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai (goal, objective, and target),
d. Kegiatan yang akan dilakukan (activities),
e. Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels) f. Biaya yang diperlukan (budget),
g. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).
2. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial, yaitu :
a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf terhadap cara penyelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b.Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.
3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk mengetahui :
a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang belum berjalan dengan baik
c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan atau
Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat bantu yang sering dipergunakan yakni
a.       Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar pemeriksan adalah:
· Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
· Tetapkan jangka waktu pengamatan
· Lakukan perhitungan penyimpangan
b.      Peta kontrol (control diagram)
Peta kontrol adalah suatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrol dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah :
·         Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
·         Tentukan prosentase penyimpangan
·         Buat grafik penyimpangan
·         Nilai grafik
4.      Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan yang sesuai.
B.       UPAYA – UPAYA UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU
Upaya yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan mutu suatu BPS yakni berpedoman pada siklus SDCA .SDCA ini merupakan siklus proses kerja harian. Tahapan SDCA ini meliputi:
1.      Standar 
Standar merupakan unsur yang penting dalam pembentukan suatu BPS,karena standar merupakan suatu keadaan ideal di dalam program menjaga mutu.Di dalam program menjaga mutu kita mengenal 2 istilah yakni ,standar persyaratan minimal dan standar penampilan minimal. Yang dimaksud dengan standar persyaratan minimal disini adalah yang menunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu.Standar persyaratan minimal ini dibedakan atas 3 macam yakni : standar masukan ,standar lingkungan dan standar proses.
*      Standar masukan
Dalam standar masukan ditetapkan persyaran minimal unsur masukan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,yakni jenis ,jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana,jenis,jumlah dan spesifikasi sarana,serta jumlah dana (modal).Jika standar masukan tersebut merujuk pada tenaga pelaksana disebut dengan nama standar ketenagaan  ( standar of personel ) contohnya seorang bidan harus lulusan minimal DIII Kebidanan.Sedangkan jika standar masukan tersebut menunjuk pada sarana dikenal dengan nama standar sarana ( standar of facicilities ) artinya dalam pembentukan suatu BPS diperlukan sarana dan prasarana yang memenuhi standar sesuai dengan PERMENKES RI No 1464 dan dalam pembentukannya seorang bidan itu harus memiliki SIB maupun SIPB.Untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu ,standar masukan tersebut haruslah dapat ditetapkan.
*      Standar lingkungan
Dalam standar lingkungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,yakni garis-garis besar kebijakan,pola organisasi serta sistem manajemen yang harus dipatuhi oleh setiap pelaksana pelayanan kesehatan .Standar lingkungan ini populer dengan sebutan standar organisasi dan manajemen ( standar of organization and management ) .Sama halnya dengan masukan ,untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kebidanan yang bermutu ,maka standar lingkungan ini harus dapat pula ditetapkan.


*      Standar proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsure proses yang harus dilakukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu,yakni tindaka medis dan tindakan non medis pelayanan kesehatan .Standar proses ini dikenal dengan nama standar tindakan ( standar of conduct ) .Karena baik atau tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses,maka haruslah dapat diupayakan tersusunnya standar proses tersebut.
       Standar penampilan minimal
Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal disini adalah yang menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima .Standar ini,.karena menunjuk pada unsur keluaran ,disebut dengan nama standar keluaran ,atau populer dengan sebutan standar penampilan ( Standar of performance) .Untuk mengetahui apakah mutu pelayayanan kesehatan yang diselenggarakan masih dalam batas-batas yang wajar atau tidak,perlulah ditetapkan standar keluaran
Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan keempat standar ini perlulah dipantau serta dinilai secara obyektif dan berkesinambungan .Apabila ditemukan penyimpangan ,perlu segera diperbaiki.
1.      Perencanaan ( Plan )
Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan.
2.      Do ( Pelaksanaan)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan harus sesuai dengan procedure yang telah ditetapkan
3.      Check (Pengecekan)
Kemudian melakukan pengecekan apakah pelayanan yang kita berikan sudah sesuai dengan standar atau belum
4.      Act (Perbaikan)
Apabila pelayanan yang kita berikan belum memenuhi standar diperlukan upaya – upaya perbaikan ,sedangkan jika pelayanan yang diberikan sudah sesuai hendaknya patut kita pertahankan.
Selain menjaga pelayanan kesehatan dalam pembentukan BPS yang sesuai dengan SDCA,upaya lain yang dapat kita lakukan ,misalnya :
ü  Membuat suatu inovasi – inovasi baru yang berbeda dengan BPS lainnya,contoh : jasa antar jemput pasien.
ü  Memberikan pelayanan tanpa memandang status ekonmi pasien
ü  Ramah , tamah dan berbudi pekerti luhur
ü  Memberikan fasilitas tempat dengan penuh kenyamanan,mulai dari keindahan ruangan,ruang untuk menunggu .
ü  Memberikan pelayanan sesuai dengan standard an procedure yang telah ditetapkan
Pelayanan BPS  sebagai suatu usaha mempunyai prisip dasar antara lain :
  1. Kepatuhan terhadap hukum.
  2. Etika dan kode etik profesi.
  3. Profesionalisme dan keahlian.
  4. Orientasi pelayanan.
  5. Kesinambungan usaha.
  6. Sinergi dan kerja sama.
  7. Pengembangan bertahap.
  8. Business is business

Sabtu, 15 September 2012

Pencegaahan Hipertensi

 Assalamualaikum Wr,Wb
Terima kasih atas kunjunggannya di blog saya. Langsung saja kita menuju pembahasan hipertensi.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi (angka kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8 – 28,6 % penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi. (http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/87-faktor-risiko-terjadinya-

         hipertensi, di peroleh tanggal 28 Mei 2009) Saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan  lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olah raga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Ditinjau perbandingan antara perempuan dan laki-laki, ternyata perempuan lebih banyak menderita hipertensi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk perempuan. Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7% perempuan.( Sugiri, http ://www. smallcrab. com/ kesehatan/25- healthy/87- faktor-risiko-terjadinya-hipertensi, di peroleh tanggal 28 Mei 2009)
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala hipertensi dengan kemungkinan komplikasinya.
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain yang berpengaruh.
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut menjadi hipertensi.
Obesitas atau kegemukan di mana berat badan mencapai indeks massa tubuh > 27 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga merupakan salah satu faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.
Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.
Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan terhadap hipertensi. Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya olah raga maka resiko timbulnya obesitas akan bertambah, dan apabila asupan garam bertambah maka resiko timbulnya hipertensi juga akan bertambah.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada pembuluh darah turut berperan pada penyakit hipertensi. Faktor- 4 faktor tersebut antara lain merokok, asam lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam darah.
Selain faktor-faktor tersebut di atas, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain alkohol, gangguan mekanisme pompa natrium (yang mengatur jumlah cairan tubuh), faktorrenin- angiotensin-aldosteron (hormon-hormon yang mempengaruhi tekanan darah).
Penyakit hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor sehingga dari seluruh faktor yang telah disebutkan diatas, faktor mana yang lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. Oleh karena itulah maka pencegahan penyakit hipertensi yang antara lain dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat menjadi sangat penting.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini,
maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah yaitu :
1.      Apakah ada hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi
2. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi
3. Apakah ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi
4. Apakah ada hubungan antara pola asupan garam dengan kejadian hipertensi
5. Apakah ada hubungan antara riwayat keluarga hipertensi dengan kejadian hipertensi

C. Tujuan Penulisan:
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan tinjauan pustaka ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami, menjelaskan, serta mengaplikasikan definisi, epidemiologi, patomekanisme berdasarkan etiologi dan factor resiko, gejala atau gambaran klinis, pemeriksaan untuk diagnosis serta untuk mencari factor resiko, pemeriksaan penunjang, terapi, komplikasi, dan prognosis dari penyakit Hipertensi.


2. Tujuan Khusus
            Setelah mempelajari tinjauan pustaka ini, diharapkan mahasiswa mampu :
                        aMemahami dan menjelaskan epidemiologi hipertensi
b    Memahami dan menjelaskan definisi hipertensi
c.   Memahami dan menjelaskan gejala hipertensi
e.   Memahami dan menjelaskan penyebab hipertensi
f.    Memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang untuk hipertensi
g.   Memahami dan menjelaskan Pengobatan hipertensi
h.   Memahami dan menjelaskan pencegahan hipertensi



BAB II
PEMBAHASAN
A.        Definisi Hipertensi

        The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society of Hipertention membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.
        Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah.

B.Insiden Hipertensi
        Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Tambayong, 2000)

C.Penyebab  Hipertensi secara Epidemiologi
        Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal jantung congestive, gagal ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut “silent killer” karena sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapat diobati, pencegahan dan penatalaksanaan dapat menurunkan kejadian hipertensi dan penyakit yang menyertainya.
        Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.2 Pada orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
        Berdasarkan American Heart Association (AHA, 2001), terjadi peningkatan rata-rata kematian akibat hipertensi sebesar 21% dari tahun 1989 sampai tahun 1999. Secara keseluruhan kematian akibat hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.1 Data Riskesdas menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.2
        Hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tidak ada gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu, banyak orang merasa sehat dan energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.
Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, sehingga darah terus mengalir dalam pembuluh darah. Kekuatan itu mendorong dinding pembuluh arteri atau nadi. Tekanan darah diperlukan agar darah tetap mengalir dan mampu melawan gravitasi serta hambatan dalam dinding arteri. Tanpa adanya kekuatan secara terus – menerus dalam sistem peredaran, darah segar tidak dapat terbawa ke otak dan jaringan seluruh tubuh.3
Tekanan darah yang paling rendah terjadi saat tubuh dalam keadaan istirahat atau tidur dan akan naik sewaktu latihan atau berolahraga. Hal ini disebabkan dalam latihan atau olahraga diperlukan aliran darah dan oksigen yang lebih banyak untuk otot – otot.3 Jika terdapat hambatan misalnya karena penyempitan pembuluh arteri, tekanan darah akan meningkat dan tetap pada tingkat yang tinggi,3,4 semakin besar hambatan tekanan darah akan semakin tinggi.4

D.Gejala Klinis
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung.9,17
Perjalanan penyakit hipertensi sangat berlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun – tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing.18 Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang.9 Apabila hipertensi tidak diketahui dan dirawat dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan parawatan hipertensi dapat menurunkan jumlah morbiditas dan mortalitas.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
  • sakit kepala
  • kelelahan
  • mual
  • muntah
  • sesak nafas
  • gelisah
  • pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.


E.Pengobatan Hipertensi
   1.Diuretic{Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)} Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan
2.   Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}.Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui prose memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah

3.   Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.


F.Pencegahan
1.Pencegahan Primer :
a.Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari
         b Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan. Berdasarkan penelitian  oleh Clinical and Public Health Advisory from the National High Blood Pressure Education Program Amerika Serikat bahwa  penurunan berat badan sebesar 4,4 kg dapat menurunkan tekanan darah sampai dengan 7.0 mmHg dan aerobik selama 30 menit setiap hari bisa menurunkan tekanan darah sampai 4.05 mmHg.
         c.Kurangi konsumsi alkohol
   d.Konsumsi Minyak ikan. Telah diketahui bahwa peningkatan konsumsi minyak ikan yang banyak mengandung Asam Lemak (omega-3) dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan  terutama bagi mereka yang menderita diabetes.
   e.Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah,tapi kalsium juga dapat membantu
     2.Pencegahan Skunder
            a.Pola makanam yamg sehat
            b.Mengurangi garam dan  natrium di diet anda
            c.Fisik Aktif
            d.Mengurangi Akohol Intake
            e.BerhentiMerokok

   3.Pencegahan Tersier
            a.Pengontrolan darah secara rutin

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
  • sakit kepala
  • kelelahan
  • mual
  • muntah
  • sesak nafas
  • gelisah
  • pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. 








DAFTAR PUSTAKA


Jakarta : Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru,Gramedia

Depkes, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian
Dan Alat Kesehatan. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT
HIPERTENSI. 2006

Goodman, Cathrine Cavallaro .1998. Pathology Implication for The Physical
Therapist. US : W. B. Saunders company

Ruhyanuddin, Faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem KARDIOVASKULER. Malang : UMM Press

Stump, Kathleen Mahan, Sylvia Escoot. 1996. Krause’s Food, Nutrition, & Diet
Therapy. 9th edition. W. B. Saunders Company

http://fkmutu.blogspot.com/

 
Wassalamualaikum Wr,Wb  

Rabu, 05 September 2012

Proposal Pameran Seni

Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan anda
Selamat malam,gimana kabarnya?baik ya
Ok langsung ke pokok pembicaraan

Tentunya anda sering menemukan masalah dalam pembuatan proposal bukan. Khususnya sebagai siswa pengurus Osis kita diharuskan untuk bisa  membuat berbagai macam proposal. Berikut ini akan saya berikan gambaran sedikit mengenai "Proposal Pameran Seni". Jika ada kesalahan mohon untuk diingatkan kepada saya. Jadi kita bisa saling bertukar pendapat 

Propsal itu apa sih?
Proposal itu merupakan sara untuk mencari dukungan kepada pihak lain,agar acara yang akan diselenggarakan bisa berjalan sukses.

Adapun proposal itu terdiri dari 3 Bab:
Bab 1 
Minimal Berisi tentang Latar Belakang,Tujuan,Tema Kegiatan,Waktu,Agenda Acara. Biasanya kita sering salah membedakan antara Latar Belakang dan tujuan kan?Latar belakang itu memuat tujuan kegiatan secara keseluruhan dan global. Sedangkan Tujuan merupakan tujuan secara khusus bagi acara yang diselenggarakan.

Bab 2
Minimal berisi tentang Estimasi Dana,Susunan kepanitiaan. Estimasi Dana harus dibuat sebaik mungkin,maksudnya baik adalah antara pemasukan dan pengeluaran yang akan diajukan memiliki jumlah yang sama. Jadi penggelapan dana bisa lebih diminimalisir dan keprcayaan akan kita peroleh.
Bab 3
Bab 3 ini berisi tentang penutup

Berikut Gambaran kecil sebuah "Proposal Pameran Seni"
Filenya berupa PDF yang bisa didownload


Ok sekian postingan kali ini. Semoga bermanfaat

Minggu, 19 Agustus 2012

Pidato Kenakalan Remaja

Assalamualaikum

            Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas kunjungannya di blog saya.
Di era globalisasi ini sering terjadi kenakalan remaja bukan?.Apa yang bisa anda lakukan untuk mencegah kenakalan remaja?. Salah satunya denga memberikan gambaran atau pidato terhadap remaja mengenai dampak dan penanganan keakalan remaja. Untuk itu pada kesempatan kali ini saya akan berbagi ilmu kepada pengunjung semua tentang Piao berjudul "Knakalan Remaja". Berikut ini adalah contoh pidato perpisahan yang menggunakan bahasa jawa.


Assalamualaikum Wr. Wb

Yth. Bapak kepala sekolah
Ysh. Bapak/ibu guru dan
Teman – teman yang berbahagia

Pertama-tama marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada tuhan Yang Maha Esa atas segala kebaikan yang telah di berikan sehingga kita dapat berkumpul di acara ini dengan sehat walafiat. Tak lupa sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke jalan yang benar yaitu dinul islam.        
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal . Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Apakah anda tahu tentang definisi kenakalan remaja?Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara social hingga terjadi tindakan kriminal. Adapun jenis-jenisnya adalah Penyalahgunaan narkoba,Seks bebas,Tawuran antara pelajar. Penyebab terjadinya kenakalan remaja dapat dibedakan menjadi 2 faktor yang pertama factor internal. Diantaranya adalah Krisis identitas, Kontrol diri yang lemah yang kedua adalah factor eksternal diantaranya: Keluarga, Teman sebaya yang kurang baik, Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. Namun itu semua dapat kita cegah dengan
a.       Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik
b.      Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
c.       Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
d.      Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
e.       Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Hadirin yang saya hormati,
Demikianlah pidato saya, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan ada tutur kata yang salah, saya mohon maaf. Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb


Sekian postinggan kali ini semoga bermanfaat dan jangan lupa ajak teman untuk mengunjungi blog ini

Download KTI HUBUNGAN ANTARA PERGAULAN REMAJA DENGAN KEBIASAAAN MINUM-MINUMAN KERAS DI DESA PERTELON SUMLARAN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Assalamualaikum.Wr.Wb

Kali ini saya akan berbagi file berupa PDF dengan anda semua tentang KTI yang berjudul
"HUBUNGAN ANTARA PERGAULAN REMAJA DENGAN KEBIASAAAN MINUM-MINUMAN KERAS DI DESA PERTELON SUMLARAN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN". Tentunya kaum mahasiswa sangat membutuhkan literatur-literatur yang bisa digunkan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan tugas akhir kuliah. Berikut ini filenya:

Halaman Sampul
Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
Bab VI
Bab VII
Daftar Pustaka
Lampiran 
Sekian bagi-bagi ilmu kali ini semoga bisa bermanfaat,dan saya berharap kritik dan saran dari pengunjung semua.
Wassalamualikum.Wr.Wb